Senin, 19 Juli 2010

Dari Hati Azhar Bashir

Surutnya imanku

Oleh : Azhar Bashir

Aku yang sendiri. Hilangnya dalam rohani. Sebuah harga diri..
Sepi ku selami. Samudera jiwa ku arungi.. ku temu dosa merenggut hati..
Hari-hari aku terasa sunyi. Ku buka kembali..ternyata..penuh gelap mata suci..
Aku hina sepenuh hati. Apa yang harus aku lakukan memperbaiki diri???
Rapor merah untuk nilai imanku sendiri..

Babak baru dalam hidupku. Datanglah waktu taubatku..
Aku mensucikan diri, memantapkan imanku, menjunjung tinggi syariat agamaku..
Sepi yang dulu merasukiku. Merasuki rohani, menggelapkan perasa hati..
Hari-hari aku yang sunyi dulu, Dosa yang dulu merenggut waktuku, hidup yang dulu penuh haru.
Inggatkanku akan kesalahanku,kehinaanku, keberdosaanku.kuserahkan diriku padamu..
Rapor merah dulu kutulis membiru..




Bingkisan istimewa untuk istriku, Adinda…

Oleh : Azhar Bashir

Adinda... kuhargai kasih sayangmu. Ku selami cinta tulusmu.
Saat-saat kurasa indah. Bersamamu rasa gembira. Romantisme hanya berdua. Harus dilupakan,harus dikubur dalam-dalam.dalam lubang kehancuran.
Hanya satu perasaan ku gambarkan. Haramkah cintaku ini? Salahkah aku mencintainya?
Inikah cinta yang orang-orang ceritakan? Atau nafsu yang mereka peragakan?
Adinda... ku harap kau menungguku. Aku hanya ingin cinta yang halal dinikmati. Jalan ALLAH ku tempuh.
Rasa ini tak akan hilang. Rindu ini akan terobati. Kasih ini tak akan berkurang. Romantisme berdua akan lebih indah.

Berganti cinta yang halal kita harapkan. Berakhir indah meskipun bercinta. Sampai setia menunggu husnul khatimah. Bangkit kembali mengharap bidadari surga.
Adinda... percayakanlah. Kan ku berusaha mewujudkannya. Kan ku rangkai dengan titah agama. Dan kan ku abadikan sebuah cinta. Bukan nafsu belaka.
Sepi tak akan. Sunyi tak mungkin. Sudahlah..... niatkan pada tuhan.
Hitbah adalah solusi pemecahan. Halalkan cinta...cintaku untukmu.
Indahnya tak hanya sesaat.
Ridho ALLAH kan kita dapat.


Aku mencintaimu, ALLAH….

Oleh : Azhar Bashir

Alangkah indahnya sebuah cinta. Bukan cinta anak manusia. Bukan kisah cinta Romeo dan Julliete. Bukan pula cinta gila Laila Majnun.
Suatu cinta tiada ujung. Suatu cinta tiada tersakiti. Benarkah ada? Cinta seperti apa ini? Luar biasakah cinta ini?
Hebatnya cinta sejati. Cintaku kepada Allah. Allah S.W.T. manis disetiap saat, cantik ketika dirasa, tampan ketika datang cobaan.
Aku mencintaimu ya Allah... kan ku setia pada agamamu. Kan kurindukan belaian Muhammad nabi-Mu. Kan ku tunggu buah janji yang Kau berikan nanti
Rasa ini tiada tanding. Seraya aku terbang, melayang. Cinta ini benar adanya. Benar luar biasa. Benar-benar cinta.

Bawalah diri ini menghadapmu. Bimbinglah aku menjauh azab-Mu, jangan Kau memurkaiku. Hadapkan aku ringan cobaan. Karna aku tak tahan...
Allah cintaku... cinta sejatiku. Cintaku tiada ujung. Kala rindu ku temui-Mu saat sholat, pesan ku kirimkan lewat doa. Kan ku terus ingat setiap saat.
Syukur ingin ku ucapkan. Ku terlahir di bumi ini bukan untuk hiasan. Kau beri aku semua yang ku mau. Ku katakan indah bila sakit, ku katakan ku sabar ketika jauh.
Hebatnya cinta. Hebatnya luar biasa. Hapuskan dosa. Kan ku ucapkan cintaku ini hanya pada-Mu... pada-Mu wahai Tuhanku.
Ingatkanku ketika jalanku bertepi. Ingatkanku ketika jalanku jalur salah. Luruskan aku pada jalan-Mu.
Rabbi... aku hidup untuk cinta-Mu. Aku mati untuk cinta-Mu. Takkan ku biarkan raga ini jauh. Kan ku kembali pada-Mu.... Tuhan!!


Aku malu tak punya ilmu

Oleh : Azhar Bashir

Aku datang. Aku terbang. Seiring era terus berkembang. Dunia islam layaknya pohon-pohon tumbang. Sungguh ini kisah malang…
Sekarang. Buat apa kita meradang? Kalau kita bisa menerjang. Mencetak diriku jadi pejuang.
Hilangnya rasa malu. Aku pergi mantapkan ilmu. Meskipun cina kian jauh. Aku tak lelah duduk bersimpuh.
Aku ini orang islam. Dunia nanti aku yang genggam. Kurajut mimpi benang ku sulam. Ku renangi samudra ilmu sembari menyelam. Meskipun menjelang gelapnya malam.
Raga ini belum ada yang hilang. Belum diambil hingga kurasa kurang. Masih kokoh layaknya terumbu karang.

Bisakah aku merajut mimpi? Kutulis berarti di atas lembar putih.
Aku akan hilang. Tanpa ilmu malayang-layang. Tanpa ilmu aku usang. Tak ubahnya hutan yang gersang.
Sudahkah aku punya ilmu? Sudahkah aku siap malu?
Hanya saja aku belum punya. Disini aku tak bisa apa-apa. Memimpikan hanya dunia. Hanya diam penuh makna. Diterpa hilang oleh angin fatamorgana.
Inginya ku genggam dunia. Inginya ku dapat ilmu surga. Menuju jalan penuh berkah. Mimpipun tak hanya lamunan sia-sia.
Rindangnya nikmat allah kudapat indah. Sampai ku ucap Alhamdulillah……

Tidak ada komentar:

Posting Komentar