Rabu, 21 Juli 2010

ANGGRENI

By. Ihsanul Haris. S.Pd.



Anggi,begitu orang-orang memanggilnya. Ia gadis yang cantik dan belia. Ia masih berusia kira-kira dua belas tahun. Sekarang ia duduk di bangku SMP. Anggi disukai banyak pria sebayanya karena wajahnya yang menawan serta senyumannya yang mempesona. Matanya bagaikan rembulan yang memancarkan sinar yang dapat memukau mata . Kulitnya bagaikan salju dan bibirnya bak tubuh peragawati serta rambutnya ikal kecoklatan yang terurai panjang .


Siang itu, seperti biasa Anggi duduk termenung di pekarangan rumahnya. Tiba-tiba saja ia dikagetkan dengan suara tangisan keras adiknya dari dalam rumah. Anggipun segera masuk ke dalam rumah. Ternyata Ayah dan Ibunya sedang bertengkar karena masalah uang.


Dalam keluarga Anggi, Ibu Anggilah yang menjadi tulang punggung keluarga sedangkan ayahnya hanya berpangku tangan saja. Itulah yang menyebabkan mereka bertengkar.


Anggipun bercerita tentang apa yang sebenarnya terjadi kepada neneknya. Neneknya hanya bisa meneteskan air mata mendengar cerita yang keluar dari mulut cucunya itu.


Memang selama ini yang menjadi tempat curahan hati Anggi adalah Neneknya, Walaupun Neneknya hanya bisa tersenyum apabila Anggi bahagia dan hanya bisa diam mengeluarkan air mata apabila Anggi bersedih. Namun semua itu sudah cukup bagi Anggi.


Disekolah Anggi tersenyum manis, tak tampak lagi kesedihan diraut wajahnya. Ia pandai menyembunyikan perasaannya, karena bagi Anggi kebahagiaan orang lain adalah kebahagiaannya juga .


Ketika sedang asyik ngobrol dengan teman – temannya, Anggi dikejutkan dengan datangnya secarik surat dari seseorang yang bernama Daus. Ia pun membaca isinya.


“ Anggi aku sangat mencintaimu. Maukah engkau wahai bidadari hatiku menjadi seorang pendamping hidupku ? “ begitulah isi singkat surat itu.


Anggipun pulang dengan perasaan bimbang . Ia tidak tahu harus bagaimana, karena baru kali ini ia ditembak seorang cowok dengan kata – kata seromantis lagu – lagu Melly G.


Ketika Anggi sedang bimbang memikirkan masalahnya di sekolah itu , tiba – tiba Ibunya masuk ke dalam kamarnya sambil menangis dan memeluk tubuh Anggi. Anggi yang tak tahu masalahnya, ikut menangis karena ia tidak tega melihat Ibunya .


Ada apa bu ? “ tanya Anggi sambil menangis terisak .


“ Anggi. Anggi sayang Ibu kan ? “


“ Iya bu , tentu .“ Jawab Anggi dengan suara lirih .”


“ Kalau begitu biarkan Ibu berpisah dengan Ayahmu. “


Anggi hanya terdiam setelah mendengar kata – kata yang keluar dari mulut Ibunya. Anggipun menghindar dari pertanyaan yang ia sendiri tak tahu jawabanya. Ia lari keluar menuju rumah Neneknya. Neneknya bingung melihat tingkah Anggi.


“ Anggi, ada apa nak ?” tanya Nenek dengan penuh kebimbangan.


“ Tidak ada apa – apa kok Nek, Anggi baik – baik aja.” Jawab Anggi sambil menahan air matanya.


Anggi terpaksa berbohong pada Neneknya, agar Neneknya tidak bilang masalah yang sedang dihadapinya dalam keluarganya ke saudara laki – laki Ibunya. Kalau sampai Pamanya tahu, maka ia pasti akan berbahagia diatas penderitaan yang sedang dialami Anggi. Dan itu akan menambah sakit hati Ibunya. Sebelum Kakek Anggi meninggal, semuanya berjalan mulus. Tidak ada suara tangisan dan beling yang pecah. Serta tak ada perang saudara.


Keesokan harinya Anggi berangkat ke sekolah seperti biasa. Di sekolah Anggipun tak dapat berkosentrasi dengan baik. Pikirannya dipenuhi dengan bermacam – macam masalah. Bel istirahat pun berbunyi. Anggi dan teman – temannya pergi ke kantin. Di sana Anggi bertemu dengan Daus. cowok yang jatuh cinta dan tergila – gila pada gadis belia ini. Daus meminta maaf pada Anggi karena sudah mengejutkan Anggi dengan datangnya surat cintanya itu. Daus meminta jawaban Anggi mengenai surat itu. Tapi sekarang ini Anggi tak dapat berfikir. Jadi dia segera berlari ke dalam kelas dan duduk termenung.


Kemudian datanglah teman Anggi yang bernama Micky. Ia cowok idaman para gadis. Ia ramah dan manis. Matanya bagaikan elang yang mampu menjerahkan hati sang lawan. Dan hidungnya yang mancung serta kulitnya yang putih dan bersih.


Ada apa Anggi ? “ tanya Micky simpati.


Anggipun menceritakan semuanya pada Micky.


“ Mick, aku ditembak sama kakak kelas.” kata Anggi dengan nada yang lirih.


“ Siapa ?” tanya Micky dengan nada agak tinggi.


“ Namanya Bang Daus.” Jawab Anggi


“ Terus kamu jawab apa ke dia ? “ tanya Micky.


“ Aku belum bilang apa – apa sama bang Daus, abis aku bingung sih.


“ kalau menurutku, lebih baik kamu tolak aja dia, Dia itu playboy loh.” Kata Micky syirik.


Diam – diam Anggi tersenyum lega. Ternyata Anggi menyukai Micky. Begitu juga dengan Micky. Mata mereka saling memandang seolah – olah terdapat ketentraman jiwa di dalamnya. Tiba – tiba Ocha datang, ia adalah teman Anggi .


“ Hayo …. !!!! pandangan pertama awal aku berjumpa …. Lagu itupun terlontar dari mulut Ocha.”


Anggi dan Micky tak bisa menolak dari lagu yang dilantunkan Ocha.


Diselimuti kesunyian dan bisikan hati nurani yang dilontarkan lewat mulut ilahi, cinta berubah menjadi benci dan benci berubah menjadi cinta sejati.


Bel pulang berbunyi, Anggipun pulang dengan perasaan yang berselimut keangkuhan dan luapan kepuasan. Dirumah Anggi tersenyum sendiri mengingat tatapan tajam mata sang idaman hati. Tapi sungguh malang nasib Anggi. Ketika ia tengah merasakan kebahagiaan, kesialan besar menimpa dirinya. Ayahnya pergi dari rumah karena pertengkaran hebat lagi – lagi terjadi. Di tambah lagi banyak tagihan yang belum dibayar.


Dulu Anggi hidup bahagia bagai putri raja yang selalu menjadi buah hati. Dan sekarang keadaan berbalik. Baju Anggipun dapat dihitung dengan jari. Ibu dan Ayahnya hanya memikirkan kerja dan kerja , uang dan uang.


Semua ini terjadi karena tetangga – tetangga serta orang – orang yang iri pada kekayaan yang dimiliki orang tua Anggi. Mereka yang iri, selalu membuat gosip – gosip yang tidak sedap tentang orang tua Anggi sehingga menimbulkan kebencian masyarakat sekitar pada orang tua Anggi.


Waktu itu orang tua Anggi mengadakan arisan di desanya dengan hadiah uang sebesar Rp 100.000.000,-. Banyak warga desa yang tertarik dengan ide cemerlang itu. Maklum orang desa, mendengar uang sebanyak itu, mereka langsung bersemangat untuk ikut dan mendapatkan hadiah mewah itu bahkan sangat mewah.


Mendengar hal itu, salah seorang tetangga Anggi yang bernama Ny. Sadli bagaikan dibakar dengan api neraka hatinya. Ia merasa iri, kenapa bukan dia yang menemukan ide cemerlang seperti itu.


Ny. Freny, ibu Anggi mengadakan arisan karena ia butuh modal untuk bekerja. Kalau ia harus bergantung pada suaminya, mau jadi apa nantinya, begitulah fikir Ny. Freni. Tn. Freni orang yang pemalas dan tak mau berfikir sedikitpun, kerjanya hanya makan dan tidur.


Rencananya, setelah dana dari arisan itu terkumpul, Ny. Freni mau mendirikan bisnis kecil – kecilan. Dan dari bisnis tersebut ia mendapatkan uang penggantinya. Karena Ny. Sadli sudah tidak dapat menahan sisi buruknya itu, ia segera membuat gosip – gosip tidak sedap tentang Ny. Freni.


Untuk meyakinkan bahwa gosip yang di buat itu benar, Ny. Sadli bekerja sama dengan salah seorang pengusaha perabotan rumah dan semua yang berhubungan dengan pembuatan rumah yang merupakan paman dari Ny. Freni itu sendiri. Karena paman Ny. Freni itu masih menyimpan dendam dengan Almarhum Ayah Ny. Freni, yang masalah itu sendiri belum jelas pernyebabnya. Tuan Badri, paman Ny. Freni setuju dengan ide Ny. Sadli untuk membabat habis kekayaan Ny. Freni.


Ternyata apa yang di rencanakan oleh Ny. Sadli dan Tuan Badri berhasil. Ny. Freni membangun rumah dengan begitu mewah menggunakan uang hasil dari usahanya ( arisan ). Gosip –gosip yang tidak sedap itu muncul lagi. Sebagian dari warga yang percaya dengan gosip tersebut bersikeras untuk mencabut uangnya kembali. Sedangkan Adik Ny. Freni pada waktu itu mengalami kecelakaan fatal, sehingga Ny. Freni harus mengeluarkan semua hartanya untuk dapat menolong nyawa Adiknya itu. Ny. Freni dan keluarganya pindah ke Kalimantan untuk mencari bisnis baru. Dewi fortunapun menyertai keluarga Ny. Freni, Di Kalimantan mereka menemukan bisnis yang begitu bagus. Ny. Freni dapat membayar hutang-hutangnya dan dapat membahagiakan seluruh keluargannya. Ny. Sadli merasa malu karena Ny. Freni dapat bengkit lagi walaupun sudah mengalami penurunan yang begitu drastis.


Pagi itu, tidak biasanya Tuan Badri datang bertamu ke rumah Ny. Freni. Anggreni merasa tidak senang melihat pamanya itu datang, karena Anggreni tahu bagaimana sifat pamanya yang sebenarnya. Begitu pula denga Nyonya dan Tuan Freni.


“Selamat pagi semuanya.” Sapa Tn. Badri. Tuan dan Ny. Freni hanya terdiam. Tak menjawab sepatah kata pun.


“ Aku tahu aku telah bersalah pada kalian, aku datang kemari bermaksud untuk meminta maaf.” Kata Tn. Badri membujuk.


Kesunyian menyelimuti. Tak ada hati yang luluh oleh siraman manis dari mulut sang penghianat sejati.


“ Em …. Katanya kamu punya bisnis baru fren, dan …. Saya pikir kamu pasti banyak keuntungan dari situ.”


“ Tidak juga.” Jawab Tn. Freni dengan nada kesal.


“ Terserah apa katamu .” Apa kamu dan keluargamu tidak ingin membuat rumah mewah seperti rumah Ny. Sadli ?” Tanya tuan Badri.


“ Kami tidak ingin terpancang oleh …. Sebelum melanjutkan kalimatnya , Anggreni menyahut


“ Aku pingin rumah seperti itu bu.” Sahut Anggreni.


Walaupun Anggreni berusaha untuk menahan egonya , ia tidak bisa karena itu adalah sisi buruk Anggreni yang sulit untuk dihilangkan.


“ Ibu ….. ayolah bu ….. kita kan punya banyak uang sekarang. Buat apa uang itu tidak digunakan untuk sesuatu yang penting.” Kata Anggreni memohon.


“ Baiklah , ibu pikir – pikir dulu ya !”


“ Kalau begitu aku pulang dulu saja.” Kata Tn. Badri.


Diselimuti dahsyatnya kebimbangan hati dan tebakan tentang orang yang *mati perasaan ) tiba – tiba menjadi dewa kesejukan.


“ Kenapa Badri tiba – tiba baik ?” pertanyaan ini selalu terniang dalam hati Ny. Freni. Sedangkan Anggreni berusaha membujuk hati ibunya dengan berbagai cara.


“ Bu …. Anggreni ingin merasakan hidup seperti anak Ny. Sadli , walaupaun itu hanya terjadi sekali dalam diri Anggreni.” Ny. Freni hampir meneteskan air mata mendengar ucapan yang keluar dari mulut anaknya itu.


“ Baiklah, ibu akan menuruti keinginanmu , Anggreniku.”


Mungkin Ny. Freni ingin membahagiakan anaknya itu sekali. Karena selama ini kehidupanya telah diselimuti mendung yang abadi.


Hati Anggreni serasa ingin meloncat kegirangan mendengar ucapan yang terlontar dari mulut manis ibunya. “ Terima kasih “ kata itu terucap dari hati Anggreni.


Keesokan harinya Tn. Badri ke rumah Ny. Freni lagi. Ia kembali bertanya kepada Nyonya dan Tuan Freni.


“ Bagaimana keputusan kalian ? “ tanya Tn. Badri .


“ Baiklah, aku mau membangun rumah seperti Ny. Sadli bahkan lebih bagus dari rumahnya.” Jawab Ny. Freni tegas.


Senyum sinis keluar dari mulut Tn. Badri, Ia merasa menang sekarang,


Kemudian ia segera pergi ke rumah Ny. Sadli yang tak jauh dari rumah Ny. Freni. Ia melaporkan kalau rencana mereka sukses besar.


Setelah beberapa minggu , rumah Ny. Freni pun sudah menjadi megah. Ny. Sadli pun mulai menghasut penduduk sekitar.


“ Hei , omongan saya terbuktikan , uang kalian itu di buat untuk membangun rumahnya.” Kata Ny. Sadli pada sekelompok ibu – ibu yang sedang ngerumpi di sekitar rumahnya.


“ Iya juga ya,” jawab salah seorang ibu.


“ Bagaimana kalau kalian minta uang kalian kembali , biar si Freni itu kapok,” hasut Ny. Sadli.


Beberapa ibu - ibu itupun termakan hasutan Ny. Sadli. Dan sebagian lagi malah merasa kasihan pada Ny. Freni.


“ Tok – tok …..!” pagi itu terdengar suara ketukan pintu di rumah Ny. Freni.


“ Silakan masuk !” kata Ny. Freni , “ Ada apa bu ?”


“ Saya mau minta uang saya kembali sekarang juga !” kata bu Tanti, salah seorang dari anggota arisan Ny. Freni.


“ Tapi bu, ini belum waktunya untuk mengambil uang itu .” kata Ny. Freni


“ Pokoknya saya gak mau tahu , hm…… pasti uang itu sudah difoya – foyahkan ya ?” kata bu Tanti dengan nada suara tinggi dan sinis.


Ny. Freni pun terdiam mendengar kata – kata bu Tanti yang menyayat hati itu.


“ Baik bu Tanti , saya akan kembalikan uang ibu tapi tidak sekarang mungkin satu minggu lagi.” Kata Ny. Freni dengan suara yang lirih.


“ Hm…. Baiklah, saya pegang omonganmu, tapi awas kalau sampai ingkar !” kata bu Tanti mengancam.


Akhirnya dengan kesepakatan itu pun, bu Tanti meninggalkan rumah Ny. Freni. Ny. Frenipun menangis meratapi nasibnya. Tak lama kemudian Anggreni datang dari sekolah. Melihat ibunya menangis, Anggreni segera menghampirinya. “Ada masalah apa lagi,bu ?” tanya Anggreni . “Tadi bu Tanti kesini, dia minta uang arisannya kembali, tapi uang itu sudah ibu buat untuk membangun rumah kita. “ Ny. Freni terisak.


“ Ini semua gara –gara paman , dimana Ayah ?” kata Anggreni dengan nada suara agak tinggi .


“ Lihat…. ! Ayahmu hanya bisa bersembunyi di balik pintu kamar saat ibu sedang susah. Dia memang laki – laki bejat. “ kata Ny. Freni dengan nada suara tinggi sambil menangis.


Tn. Frenipun keluar dari kamar. Pertengkaran hebatpun terjadi kembali.


“ He…. !, dasar perempuan bangsat ! hidupku susah seperti ini , itu gara – gara kamu , tahu !” kata Tn. Freni sambil memukul – mukul meja.


Mendengar kata – kata itu keluar dari mulut bejat Ayahnya , Anggrenipun angkat bicara .


“ He….wong lanang edan ! kamu itu sebagai suami bukannya membantu, eh …. Malah nyusahin , kamu itu nggak ikut banting tulang , jadi wajar kalau hidupmu itu susah ! sudah tua, bau tanah , kok masih saja menimbun dosa. “ kata Anggreni kesal.


Suasana pun menjadi hening. Tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut Tn. Freni.


Brak ,brak….! Anggrenipun berlari menuju kamarnya. Sedangkan ibunya hanya bisa menangis, dan Ayahnya pergi lagi dari rumah entah kemana.


Malam itu tanpa pikir panjang , Ny. Freni menelfon temannya yang bekerja di salah satu bank swasta untuk meminjam uang.


Tanpa sepengetahuan Ny. Freni , Anggreni mendengarkan pembicaraan itu.


Satu minggu kemudian , Bu Tanti pun menepati janjinya untuk menagih uangnya. Untung saja Ny. Freni sudah mendapat uang gantinya dengan meminjamnya di Bank.


Bu Tanti pun pulang ke rumah dengan agak kesal , walaupun uangnya sudah kembali tapi dia tidak bisa menyiksa pelan – pelan Ny. Freni, begitulah siasat busuk bu Tanti. Sebelumnya bu Tanti sangat baik dengan Ny. Freni , tapi karena hasutan dan iming – iming uang Ny. Sadli , sikapnya berubah 360°.


“ Bagaimana bu ? masalahnya sudah selesai ?” tanya Anggreni.


“ Mm…. Sudah kok sayang.” Jawab Ny. Freni tenang.


Mendengar kalau Ny. Freni sudah membayar hutangnya pada Bu Tanti, Tn. Freni pun pulang kembali ke rumah.


Melihat hal itu , saudara – saudara Ny. Freni pun jengkel.


“ Kak , sebaiknya kakak pisah saja dengan si laki – laki bejat itu !” suruh adik Ny. Freni.


Mendengar perkataan itu , Ny. Freni hanya terdiam , tak memberikan komentar. Baginya hidupnya sudah di nodai oleh laki – laki tak bermoral. Sedangkan dirinya tak mampu lagi mengatasi suaminya dan dirinya.


Setelah sebulan lamanya kejadian itu, siang itu ada dua orang laki – laki datang ke rumah Ny. Freni.


“ Permisi, ada orang di rumah ? “ kata salah seorang dari dua orang laki – laki itu.


Ny. Freni yang sedang asyik nonton telenovela, segera beranjak dan membukakan pintu.


“ Ya, silakan masuk ! “ Ny. Freni mempersilahkan. Ada perlu apa ?


“ Begini bu , kami dari Bank swasta mau menagih hutang. “


“ Oh …. Bagaimana ya pak, saya masih belum punya uang ,” kata Ny. Freni


“ Pokoknya anda harus bayar,kalau sampai anda tidak membayar, ibu akan kami laporkan kepolisi. “ kata laki – laki itu dengan suara lantang.


“ Tapi pak, saya benar – benar tidak punya uang sekarang.” Kata Ny. Freni hampir menangis.


“ Hah …!! Kami tidak mau tahu, baiklah kalau begitu saya kasih jangka waktu tiga hari permisi !”


Kedua orang itupun pergi meninggalkan Ny. Freni yang terperanjak di ruang tamu. Anggreni yang baru saja datang dari sekolah , segera mendekati ibunya dan bertanya,” siapa dua orang laki – laki itu, bu ?”


“ Kamu tahu Anggreni , seperti biasa Ayahmu selalu saja menghindar dari masalah , dan lagi – lagi ibu yang harus menghadapi semua , mereka orang – orang dari Bank swasta , ibu telah meminjam uang dari Bank mereka .” cerita Ny. Freni panjang lebar.


Diselimuti kesunyian dan lambaian redupnya malam. Anggreni menuangkan semua perasaan yang ia rasakan di buku hariannya yang ia penuhi dengan coretan – coretan indahnya yang bermakna.


Malam itu terasa singkat, mataharipun terbit dengan awan yang indah mengumpat bagaikan menggambarkan hati anggreni saat itu.


Teng…..teng….!!bel sekolahpun berbunyi, susana hati anggrenipun mempengaruhi konsentrasinya. Melihat anggreni yang melamun itu, mickypun tak sabar bertanya “ada apa dengan Anggreni ?”


Di istirahat sekolah yang di batasi waktu yang berjalan begitu cepat saat itu, micki menghampiri anggreni yang duduk termenung di sudut kelas.


“ hai man ! what’s wrong ? kata micki berlagak sok jago bahasa inggris.


“wallah !! bahasa inggis dapat 6 aja kok gaya ! sindir anggreni pedas.


“iya, aku ngerti kamu dapat 9 di rapot !tapi begini-begini buuanyak lho cewek ngantri !” kata micki mencoba mengcibir Anggreni.


“ha, ha, ha ….!! Dombos tok kowe !jawab anggreni meledek


‘yes, yes !kamu tertawa juga ! mm … kamu kenapa sih, kok di kelas ngelamun doank ? please di jawab, OK ! micki mendesak anggreni


“gini lho mick, aku kasihan ama dia, setiap hari dia harus menanggung beban berat, sedangkan ayahku gak mau betanggung jawab sebagai kepala rumah tangga” cerita anggreni malang.


Keheningan sejenak menyelimuti, mata micki menatap suatu arah yang serius, ternyata cowok cakep yang satu ini, sedang mikirin jalan keluar masalah yang di hadapi oleh anggreni, sang pujaan hati.


Teng… teng… !bel masuk kelaspun berbunyi. Dan micki tak dapat satupun jawaban dari masalah yang rumit itu.


“Mm… Ren !panggil micky pada sang pujaan hati,ntar aku telpon kamu yach !!”


“ Emange ada apa ? mm…. Iya dech aku tunggu yach !”


Kring…. Kring….!! Anggreni ynag sedang duduk menunggu telpon, itupun terkejut mndengar bunyi itu. Perasaan Anggreni jadi gelisah, dan hatinya tiba-tiba berdebar kencang.


“Iya, ni micki yach ?” tanya Anggreni


“Dah nungguin lama yach ?” sorry banget !


“ Ih… siapa juga yang nungguin !amit-amit !” jawab Anggreni sinis,dalam hati anggreni, ia begitu bimbang, gelisah bercampur senang dan deg-deg-an membuat ia semakin gugup berbicara dengan Micky


“Ren !sebaiknya kamu bilang sama ayahmu,apa kesalahan dia dan juga bilang sama ibumu,dia harus tetap tegar demi kamu dan adik-adik kamu !” nasihat Micky


“Makasih sarannya Mick,mungkin ada benarnya juga. Sekali lagi thank’s yah !”


Percakapan mereka di telpon itupun di akhiri dengan kata bye. Getaran-getaran cinta mereka berduapun semakinkuat dan menjadi sampai pada akhirnya, siang itu sepucuk surat cinta Micky di layangkan ke tangan Anggreni. Senyum indah nan elok di pandang mata keluar dari bibir merah mungil Anggreni.


Perasaan Anggrenipun tak bisa di tutupi lagi, dengan senang hati ia menerima cinta micky. Begitu senangnya ia sehingga masalah yang sedang ia alami di rumahpun ia sepelehkan.


Malam itu, Anggreni yang tidur pulas terbangun, mendengar suara tangisan neneknya ia segera berlari ke arah datangnya suara itu, yaitu kamar ibunya. Ia melihat ibunya tergeletak di atas lantai dengan mulutnya yang di penuhi busa.


“Aaa….. ibu…..!?! kenapa ibu nek ?”tanya Anggreni panik.


Pikiran nenek saat itupun sedang kacau balau ia tak menghiraukan kata-kata Anggreni, kemudian malam itu juga Ny. Freni di bawah ke rumah sakit. Anggreni terduduk dalam sepi dan tangisannya yang sebenarnya ia sendiri tahu bahwa itu tak ada gunanya.


Keesokan harinya, Anggreni kembali bertanya kembali pada neneknya. “kenapa ibu nek dan bagaimana keadaannya sekarang ?”


‘Ibumu semalam mencoba bunuh diri lagi dengan meminum obat serangga, tapi sekarang ia sudah tidak apa-apa, mungkin nanti juga sudah boleh pulang oleh dokter. “jawab nenek sambil tersenyum ramah pada Anggreni


Saat itu hari minggu, jadi Anggreni tidak bisa bertemu dengan Micky. Perasaan kangen dan gelisah bercampur aduk dalam hatinya. Tak henti-hentinya ia melamunkan wajah Micky. Begitulah orang sedang jatuh cinta, jalannya waktu bagaikan siksaan pedih yang tak tertahankan.Kring…kring…!! bunyi telepon berbunyi, Anggrenipun segera berlari ke ruang tengah dan mengangkat telpon itu. Tak di sangka, tak di duga, tak di kira ternyata micki yang menelpon.


Kata-kata mesrapun terlontar dari kedua insan yang sedang di mabuk cinta ini. Tiba-tiba ibu anggreni datang dengan di gendong ayahnya dari rumah sakit. Percakapan ia bak melody cinta antara Micky dan Anggrenipun terputus.


Segera ia menghampiri ibunya, ia kecewa dengan apa yang sudah ibunya lakukan.


“Aku benci ibu, kenapa ibu tega-teganya mau meninggalkan Anggraeni dengan adik-adik bersama laki-laki bejat itu !”tutur Anggreni


“Tanya saja ayahmu !kata ibu dengan suara masih lemas.


Tn Freni yang tidak punya rasa tanggung jawab itu segera pergi meninggalkan ibu dan Anggreni di kamar.


Rasa kalut berselimut kegelisahan memuncak membayani Anggreni, beribu rasa Tanya menyesakkan hati anggreni. Tapi tak lama kemudian rasa itu tersingkir setelah terucap kata-kata dari mulut Ny Freni. Ny Angreniipun mengungkap semua kebusukan Tn Freni selama ini. Bagaikan disayat beribu pisau tajam hati Anggreni mendengar kalau ayahnya yang menyuruh ibunya untuk bunuh diri.


Ayah ….!!! Teriak Anggreni menuju ruang tamu. Tn. Freni yang sedang membaca koran jawa pos langganannya itu segera beranjak dari tempat duduknya dan menatap tajam ke arah Anggreni. Pertengkaran mulut antara anak dan ayahpun terjadi.


BRUAK … KLONTANG ….. !!! “ terdengar suara bantingan bantingan dari ruang tamu. Ibu Anggreni yang masih terbaring di tempat tidur berusaha berdiri menuju ke arah ruang tamu. Rupanya gelas sudah pecah oleh tangan emosi Tn. Freni. Anggreni yang dipenuhi rasa emosi duduk terdiam di ruang tamu. Mata Anggreni yang semula menatap tajam kearah ayahnya itu beralih ke arah ibunya.


“ Ibu, kenapa ibu ada disini ?”Ayo kita kembali ke kamar, Ibu perlu banyak istirahat !” kata Anggreni penuh rasa kasih sayang. Ny. Freni yang terharu melihat putrinya tidak menahan air matanya di depan putri pertamanya itu. Melihat ibunya menangis anggreni segera memeluk ibunya dan memapahnya kembali ke kamar.


Keesokan harinya ditemani rasa senang berselimut lara Anggreni ke sekolah tak sabar bertemu dengan Micky. Disekolah melepas topeng laranya memasang wajah cerah didepan Micky. Tapi sayang Anggreni tidak bisa melakukan hal yang sama pada sahabatnya Anggi.


“jangan dipaksa kalau gak pingin seyum!” sindir Anggi.


“Ia nih nggi, aku merasa aku orang yang munafik.” Jawab Anggreni.


“Wes toh nduk – nduk, bikin happy aja don’t worry be happy gitu lho!”


Mendengar kata – kata Anggi yang lugu alias lucu terguablock Anggreni tak tahan jika tak terbahak.


“ lho gitu donk, lha wong Anggi!”


Kata Anggi sambil berbangga diri. Tak terasa waktu berjalan begitu cepat bagai angin yang berhembus, sebentar lagi Anggreni akan naik ke kelas 2 SMP. Hubunganya dengan Micky bukanya semakin membaik tapi semakin menjauh. Gosipnya sich Anggreni dikabarkan berselingkuh dengan sahabatnya sendiri namanya Ebes. Sedangkan hubungan antara Anggreni dengan ayahnya sudah cukup membaik.


Pagi itu Anggreni menemukan sepucuk surat dilaci mejanya. Betapa senang hati Anggreni melihat nama yang tertulis di depan kertas surat berbunyi Micky. Dengan penuh semangat ia membuka surat itu, tapi wajah kegembiraan dan bersemangat itu lama – lama memudar ketika Anggreni membaca dan isinya kalau Micky ingin mengakhiri hubungan itu. Bagai karang yang dihempas sang ombak hati Anggrerni saat itu. Ia pulang kerumah dengan muka masam , ibunya yang melihat Anggreni tak seperti biasanya segera mengambil ancang – ancang untuk bertindak.


“Kamu kenapa Wuk ?” tanya Ny. Freni dengan panggilan sayang pada Anggreni.


Anggreni yang tidak bisa menahan rasa sakit dalam hatinya itu segera menanyakan apamaksud Micky sebenarnya. Dengan santai dan gaya slengekan Micky kita udahan aja yach!”


Anggreni yang merasa dikecewakan oleh Micky segera menjawab dengan tegas. “ Ok kita putus “. Seribu tanya dalam hati Anggreni, mengapa sampai hati Micky memutuskanya tanpa ada alasan yang jelas. Diselimuti keputus asaan dan kepedihan yang sangat dalam Anggreni berangkat ke sekolah. Ketika ia masuk ke kelas, dipapan sudah ada tulisan yang menambah kejengkelan Anggreni. “ Dasar penghianat cinta”, begitulah bunyi tulisan yang membuat hati Anggreni jerah untuk bercinta lagi.Anggi segera memeluk Anggreni dan berkat “ jangan sedih temanku dan tetaplah tersenyum jika kau ingin memenangkannya!” bisik Anggi. Hati Anggrenipun tergerah mendengar kata – kata Anggi. Setiap hari Anggreni di buat kesal oleh Micky. Micky mendekati orang yang paling dibenci Anggreni. Dengan penuh kemesraan Micky dan Desy berbincang – bincang. Hati Anggreni yang tidak bisa memungkiri kalau dia masih satang pada Micky dan merasa jealous melihatnya.


“ Ayo Go Girls!” kata – kata itu keluar dari hati nurani Anggreni. Radit , anak cowok yang manis dan pintar ini dan sekelas dengan anggreni ini berbaik hati mau membantu Anggreni untuk membalas balik Micky. Di sekolah Radit dan Anggreni sering kelihatan berdua bak sepasang kekasih yang tak terpisahkan. Sandiwara itupun berlanjut hingga Anggreni benar – benar telah jatuh hati pada Radit dan demikian juga Radit. Tapi rasa malu dan jaim abiz masih mendominasi masing – masing diri mereka.


Anggrenipun mulai bisa melupakan Micky sedikit demi sedikit meskipun tidak semua tentang Micky. Wajah ceria Anggrenipun tampak kembali, Ny. Frenipun gembira melihat kebangkitan keceriaan putrinya itu. Tapi kecerian itu tidak bisa terpasang di wajah Anggreni untuk waktu yang lama. Ny. Sadli , tetangga berhati aliman ini merencanakan hal buruk pada keluarga Anggreni. Ia ingin meracuni Ny. Freni. Sore itu Ny. Sadli membawakan sepiring bubur panas untuk Ny. Freni , tanpa rasa curiga Ny. Freni akan menyantap bubur hangat yang membuat perut keroncongan itu. Untung saja sang nenek segera datang dan mengingatkan Ny. Freni akan kebusukan Ny. Sadli. Ny. Frenipun menuruti perintah ibunya untuk tidak memakan pemberian Ny. Sadli. Perasaan kesal dan kecewa memenuhi dan membuat sesak hati Ny. Sadli .


“ Brengsek , wong tue’ elek !” kata Ny. Sadli di depan pintu rumah Ny. Freni.


Kejadian inipun membuat Ny. Sadli semakin panas hatinya. Anggrenipun heran dengan Ny. Sadli yang selalu punya keinginan untuk membunuh ibunya. Anggrenipun menasihati adik – adiknya yang masih kecil untuk tidak dekat – dekat dengan orang – orang yang berhubungan dengan Ny. Sadli demi keselamatan mereka.


Semakin hari kesuksesan Ny. Dan Tn. Freni semakin menjulang. Kedengkian di hati Ny. Sadli pun bertambah parah. Sedangkan Anggreni yang setiap hari harus membohongi dirinya sendiri kalau dia sudah gak sayang lagi sama Micky. Ketika Tn. Dan Ny. Freni berada diatas awan, tiba – tiba petir menyambar. Saudara laki – laki Ny. Freni mengalami kecelakaan fatal, Ny. Frenipun mengeluarkan seluruh hartanya untuk dapat menolong nyawa adiknya itu. Melihat begitu besar pengorbanan Ny. Freni, nenek tidak bisa menahan rasa kasihan dan harunya tapi bagi nenek hal itu pasti dibalas setimpal, begitulah yang dipikirkan nenek. Al- hasil pengorbanan Ny.freni tidak sia – sia. Adik lakinya terselamatkan hidupnya.


Kejadian itu membuat Ny. Freni harus memulai dari awal kembali, untuk mengembalikan uangnya. Melihat hal ini Ny.sadli merasa sangat puas. Ketika Ny. Freni berada di bawah, saudara – saudaranya yang semula selalu berdatangan ke rumah tidak kelihatan batang hidungnya. “masa bodoh”, begitulah kata mereka pada Ny. Freni yang sekarang tidak punya apa – apa lagi. Tapi bagi Ny. Freni, Anggreni dan adik – adiknya adlah harapanya untuk bangkit.


Dan hal inipun sudah disadari Anggreni. Begitu berat beban yang harus dipikul anak 13 tahun ini. Dia harus tetap kuat dan memberi contoh yanh baik pada adik – adiknya. Sifat Tn. Freni yang menyebalkanpun lama kelamaan mulai hilang, akhir – akhir ini dia sering membantu dan memberi dukungan pada Ny. Freni, istrinya. Begitu berta cobaan yang dihadapi Tn. Freni sampai – sampai Ny. Freni akan pindah ke tempat yang jauh dimana tidak ada Ny. Sadli dan penuh kedamaian. Suatu ketika ada seorang teman Ny. Freni mengajak untuk ikut bersamanya ke kalimantan. Disana ia berencana membuka restoran yang cukup mewah, yang diperkirakan akan mendatangkan dan meraup banyak keuntungan. Ny. Frenipun tidak bisa menjawab sebelum ia berbicara dengan anak dan suaminya. Anggreni yang sudah tidak tahan dengan keadaan di sekitarnya pun menyetujuinya, begitu pula dengan Tn. Freni. Bagi Anggreni mungkin itu keputusan yng tepat untuk melupakan Micky dan masalah yang setiap harinya menjadi PR yang menumpuk dan meemnuhu kepala Anggreni.



Indahnya pagi itu, begitu sejuk udaranya dirasakan Anggreni. Ia berankat ke sekolah seperti biasanya denga wajah ceria. Anggi pun heran melihat gadis cantik ini yang tersenyum lepas seakan – akan tidak ada luka yang menyayat hatinya.


“ Seneng banget neng !” sindir Anggi. “ Oh ya nggi aku mau pindah ke Kalimantan ntar kalau aku lulus kelas 3.” Kata Anggreni bahagia.


Bagi ini pukulan berat bagi hatinya.


“ Kamu bahagia ? padahal kamu mau meninggalkan sahabatmu ini Ren.” Kata Anggi setengah kesal.


“ Bukannya gitu nggi, please kamu ngerti aku disini tu kaya gimana.” Bujuk Anggreni.


“Iya aku ngerti, sorry yach !?!” kata Anggi dengan nada lemas. Mereka berdua pun berjanji akan tetap menjadi sahabat sampai maut memisahkan. Kabar ini pun menyebar hingga telinga Micky. Tapi begitu keras hati cowok berkulit putih ini, dia tidak mau meminta maaf pada Micky sebelum Anggreni yang meminta maaf dulu. Anggreni yang tidak punya nyali untuk menatap Micky, menitipkan secarik surat yang berisi permintaan maafnya pada Micky lewat Anggi. “ Krek …. Krek….!!”


“ Aku gak mau menerima permintaan maaf lewat surat seperti ini , aku ingin dia sendiri datang ke depan ku! “ kata Micky sinis.


“ Janc , cowok apaan sich dia.” Kata Anggi kesal.” Sok ganteng banget !” Anggrenipun kecewa pada Micky , dia berjanji gak akan mau ketemu cowok seperti Micky apalagi minta maaf. Najis Inggris Cuih……!!


Hubungan Amggreni dengan Ebes , si cowok manis inipun menjadi perbincangan di sekolah. Tapi mereka menanggapinya dengan santai dan gak neko – neko. Begitu pula dengan Micky yang masa bodoh dengan gosip itu. Malahan Micky membantu temannya yang bernama Roy untuk mendapatkan Anggreni. Mendengar kalau Micky berada dibalik usaha Roy untuk mendapatkan hatinya, Anggreni semakin membenci dan muak melihat Micky. Dengan tegas gadis cantik ini menolak Roy mentah – mentah. “ Ren, ada bingkisan tadi dari seorang anak laki – laki , ibu letakkan dikamar kamu .” kata ibu pada Anggreni yang baru datang dari sekolah. Anggreni pun berjalan menuju kamarnya dengan langkah yang dipenuhi kata tanya siapa. Ia pun membuka bingkisan itu dan ternyata bingkisan yang berisi satu pasang busana itu dari Roy.


Keesokan harinya Anggreni mengembalikan bingkisan itu pada Roy. Ia merasa tidak pantas menerimanya karena Anggreni hanya menganggap Roy sebagai Anggreni Cs. Tanpa sepengetahuan siapa pun ternyata Micky lega dengan keputusan yang diambil Anggreni. Tak bisa dipungkiri di balik kebencian yang mereka perlihatkan ada cinta yang masih menempel di hati Anggreni dan Micky. Dan hal ini masih dapat terlihat jelas oleh Anggi. Tapi sayang Anggi tidak dapat meruntuhkan ego keduanya. 2 bulan lagi akan lulus SMP dan sesuai dengan rencana ia dan keluarganya akan pindah ke Kalimantan. Tak terasa wajtu berjalan begitu cepatnya, Anggreni lulus dengan nilai yang cukup memuaskan. Tapi anehnya Anggreni ternyata tidak pindah ke kalimantan, alasannya Ayah Anggreni tidak ingin jauh dari Ibuhnya yang sudah tua dan sakit – sakitan. Anggrenipun tak bisa membohongi dirinya. Ia senang dengan keputusan itu. Tapi tanpa sepengetahuan Anggreni, Micky ternyata akan melanjutkan sekolahnya ke luar kota. Mengetahui hal ini hati Anggreni serasa tak dapat di gerakkan dari kepedihan. Ia berusaha tersenyum di depan semua orang, seperti yang biasa ia lakukan. Tanpa kata maaf dan perpisahan Micky meninggalkan Anggreni.


Kehidupan keluarga Anggreni masih berada di bawah. Karena Ny. Sadli selalu menghalangi usaha Tn. Dan Ny. Freni. Anggrenipun melanjutkan sekolahnya di luar kota tapi tidak begitu jauh dari tempat tinggalnya. Disana ia tinggal di rumah kontrakkan bersama anak yang satu sekolah denganya di SMA. Meskipun Anggreni tidak pindah ke Kalimantan, tapi Anggreni dengan Anggi tetap terpisah. Sebelum kelulusan Anggreni sudah menjalin hubungan dengan cowok ganteng yang banyak di idolakan cewek – cewek. Tapi sayang hubungan mereka tidak bisa bertahan lama , karena Anggreni tidak mau berbohong lebih lama lagi kalau ia sebenarnya tidak suka pada Ureka. Ureka merasa dipermainkan gadis imut ini , ia tidak bisa memaafkan Anggreni.


Pagi itu Anggreni terbangun dan bersiap menghadapi tantangan di lingkungan barunya tanpa orang tua di sisinya. MOS alias masa orientasi siswa pagi itu akan di hadapi Anggreni di sekolah barunya. Begitu berat hari itu, ia masih harus melewatinya 3 hari lagi , penuh tantangan dan harus siap mental untuk menghadapi semua. Hari pertama MOS, Anggreni merasah jerah menghadapinya. Tapi rasa itu sirna, ketika ia melihat sosok indah di depan matanya. Micky Micky dan Micky yang selama ini ada di otak Anggreni sirna dan membuatnya sadr bahwa memang sudah waktunya untuk melepaskannya.


Ia cowok hitam manis bertubuh jakung dan cool abiz , Adit yang membuat hati Anggreni terpanah dan seolah melayang bagaikan bidadari yang mencari rasa kenyamanan , Anggreni selalu CCP alias curi – curi pandang ke Adit. “ ih anak ini benar – benar cool abiz .” bisik hati Anggreni. Selama MOS , Anggreni kelihatan begitu pendiam , tidak seceria di SMP dulu karena di sekolah yang baru ini Anggreni masih belum kenal baik dengan teman – teman sekelasnya di MOS. Dan karena Anggreni jauh dari orang tuanya membuat ia merasa tidak nyaman. Selama ini Anggreni tidak pernah berpisah dengan orang tuanya dalam waktu yang lama. Ketegaran hati Anggreni, ia peroleh dari pancaran aura yang dimiliki Adit. Semakin Anggreni memandang Adit, semakin ia ingin berada di dekatnya. Tapi cowok yang kelihatan pendiam itu jarang banget ngomong di kelas.” Misterius “ , begitulah menurut Anggreni.


Tak terasa hari itu adalah hari terakhir MOS, dan itu artinya hari terakhir bersama dalam satu ruang dengan Adit. Di hari itu di adakan perpisahan MOS, dan setiap kelas harus menampilkan 2 aksi panggung. Anggreni yang mempunyai bakat bernyanyi menutup diri untuk tidak menunjukkan dirinya sebenarnya. Ketika acara dimulai, hati Anggreni tak sanggup untuk tak berkata kagum pada Adit, yang juga ikut berpartisipasi dalam acara itu. Kekaguman itu bertambah ketika Anggreni mendengar alunan musik syahdu yang dimainkan Adit. Berjuta rasa terbang dalam angan Anggreni dan melelapkannya dalam kata cinta. Keesokan harinya MOS sudah berakhir dan hanya tinggal kenangan manis yang diharapkan Anggreni dapat kembali menjalaninya bersama Adit. Hari itu juga ditentukan kelas tetap masing – masing siswa. “ What this ?” kata Anggreni kesal dengan bahasa gaul abiznya itu dan sok intelek. Ia berkata begitu karena Adit si cowok idaman tidak satu kelas lagi dengannya.


Hari aktif pertama di sekolahpun dimulai Anggreni dengan sikap dingin. Tak ada yang tahu kalau setiap detik ia menahan kesedihannya. Ia merasa sendiri, dan tak ada satupun yang mengerti. Ia rindu akan sapaan sahabat – sahabat nya di SMP dulu. Anggrenipun tak bisa setegar di hari MOS, karena cowok hitam manis alias Adit tak ada lagi di dekatnya. Hari – hari di sekolah Anggreni jalani dengan diam dan tanpa kata. Mungkin dengan diam semua bisa terlupakan , begitulah yang dipikirkan gadis 14 tahun ini. Diam – diam Anggreni menyimpan perasaan spesial ke Adit, dan hanya Tia yang tahu hal itu. Tia adalah teman Anggreni di kontrakkan dan satu sekolah dengannya. Bagi Reni Tia adalah pengganti Anggi. Meskipun begitu Anggi tetap teman baik bagi Anggreni. Tia yang bertubuh imut dan berambut ikal ini selalu menjadi tempat curahan hati bagi Anggreni ketika ia rindu dengan ibunya atau bahkan dengan Adit. “ Kapan saat itu tiba ? saat aku bisa mengenal sosok seorang Adit.” Begitulah kata – kata yang selalu menjadi sarapan telinga Tia yang keluar bibir Anggreni si gadis pemuja rahasia ini.


Setiap hari Anggreni memikirkan dan memandang sosok seorang Adit dari kejauhan. Begitu dalam rasa yang diberikan Anggreni untuk Adit. Harapan Anggreni untuk memiliki Aditpun semakin lama kandas meskipun tidak semuanya kandas dan dapat dilupakan. Bagai duri yang menancap dalam duri dan tak bisa dikeluarkan karena sudah menjadi satu bagian, yang mengakibatkan rasa yang amat menyakitkan. Rasa inilah yang dirasakan Anggreni dan membuat Anggreni jerah untuk memiliki Adit. Untuk melupakan perasaan itu Anggreni menyibukkan diri dengan tawa palsunya dan keisengannya. “ Ren , aku punya teman namanya Tara, dia cakep dan anak band sekolah kita .” kata Dewi teman sekamarnya.” Trus kenapa ?” tanya Anggreni penasaran.” Kamu nggak mau nggodain dia ta ? ini aku punya No. Hp nya. Siapa tahu ntar bisa ke cantol. “ bujuk Dewi. “ mang dia belum punya PH ( pujaan hati ) ?” tanya Anggreni dengan nada centil.” Udah sech, tapi coba aja goda soalnya dia tuch playboy abiz.” Kata Dewi serius .” Ok, siapa takut.” Tantang Anggreni.


Tirit – tirit …….. Hp tara berbunyi. “ aku suka kamu dan aku ingin lebih dekat dengan dirimu.” Kata – kata itulah yang dikirimkam Anggreni lewat SMS ke Hp Tara. Tara yang dikenal playboy itupun dengan santai membalas SMS Anggreni. “ ehm… siapa yach? “ balas Tara. Anggrenipun segera memulai aksinya. “ aku tika , aku pernah lihat kamu manggung, kamu dah punya cewek belum ?” balas Reni. Jawaban yang di tunggu Anggreni dan Dewi pun tidak seperti yang diharapkan. Ternyata cowok playboy ini mengakui kalau dia sudah punya cewek, dan dia minta Anggreni yang ia ketahui sebagai seorang gadis bernama Tika ini untuk menjadi temannya. Meskipun tidak sesuai rencana , Anggreni dan Dewi berusaha menjalankan misinya untuk mengetahui kebusukan Tara di balik wajah keren dan cool abiz itu.


Setiap hari Anggreni dan Tara berhubungan lewat SMS tanpa bertemu dan mengetahui identitas Anggreni sebenarnya. Lama kelamaan Anggrenipun tertarik dengan pribadi seorang Tara, demikian juga yang di rasakan Tara pada seorang Anggreni alias Tika. Tarapun akhirnya memutuskan untuk menjadikan seorang Tika alias Anggreni menjadi TTM ( teman tapi mesra ). Sebelumnya Anggreni sudah diperingatkan Tia untuk tidak menggoda Tara.” Awas lho Ren, ntar kamu kena karma.” Begitulah pesan Tia pada gadis belia ini. Kebohongan Anggreni ternyata tidak bertahan lama. Identitasnya sebagai gadis bernama Tika pun terbongkar berkat kecerdikkan Tara yang menyandang gelar sebagai playboy kelas kakap. Akhirnya Tarapun mengetahui identitas Tika sebenarnya. Meskipun demikian Tara tetap melanjutkan hubungannya dengan Anggreni sebagai seorang kekasih yang diduakan. Dewi yang mempunyai ide ini lepas tangan begitu mendengar kalau identitas Anggreni terbongkar. Tara pun mengajak Anggreni untuk bertatap muka. Dengan senang hati Anggreni menyuruh Tara datang ke tempat kontrakkannya.


Siang itu dengan sepeda motornya Tara melaju menuju tempat Anggreni. Dengan penuh H2C ( harap – harap cemas ) Anggreni menuju kedatangan Tara. Dan tak lama kemudian saat – saat yang dinanti Tara dan Anggreni tiba. Mereka berdua bertemu dan berbincang akrab.” Aku sama cewkku sudah gak ada hubungan apa – apa. Dia sudah nggak aku anggap sebagai apa – apa bagi aku.” Kata Tara sambil menatap tajam Anggreni. Anggreni yang begitu lugu aliyas lumayan goblok percaya dengan kata – kata buaya dari mulut Tara. Anggrenipun mau menjadi pendamping Tara, karena Anggreni termakan oleh kata – kata Tara. Hubungan Tara dengan Anggrenipun berjalan tanpa sepengetahuan Melta, cewek Tara yang tanpa sadar sudah diduain. Ketika Tara sedang asyik ngobrol dengan Anggreni tiba – tiba Feni lewat di depan kontrakkan Reni. Feni teman sekelas Anggreni pun menyebarkan berita kalau Tara dan Anggreni pacaran. Di rumah ibu Anggreni heran melihat putrinya yang jarang sekali pulang ke rumah padahal awalnya putrinya itu sudah tak tahan jika jauh dari rumah. Tapi Ny. Freni tidak berpikir macam – macam akan hal itu.


Berita yang menggemparkan itu membuat Anggreni dalam ancaman bahaya besar. Tak salah dugaan Tara, Meltapun akhirnya tahu akan hubungan Anggreni dengan Tara. Melta selalu mengancam dan meneror Anggreni. Dan Tara tidak mau tahu akan hal itu. Sebelumnya hubungan Tara dengan Anggreni berjalan mulus, tapi sejak Anggreni menolak tegas permintaan gendeng Tara untuk ML , sikap Tara berubah cuex pada Anggreni. Anggrenipun menerima kenyataan itu, walaupun berat melepas Tara tapi cowok berpikiran kotor itu tak pantas untuk gadis seperti Anggreni. Hari – hari Anggreni di sekolah dipenuhi dengan sindiran dan ejekkan dari mulut Melta dan gank nya. Di depan umum Anggreni sering di sindir oleh Melta and the gank. Bahkan Anggreni pernah di dorong salah satu anggota gank Melta hingga jatuh. Ketika dikantin sekolah Anggreni yang merasa kecil berada di sekolah itupun berusaha kuat, dan hal ini membuatnya teringat kembali pada Adit. Adit memang takkan sirna dari pikiran Anggreni untuk selama – lamanya. Untuk menghilangkan nama – nama Melta, Tara dan orang – orang yang suka mencibirnya ia mencari kesenangan.


Tik tik tik …. !! Anggreni menekan sebuah nomor dan menefolnya. Ternyata nomor itu milik seorang cowok bernama Alex. Alex bocah kuliah ini langsung saja mengajak Anggreni bertemu. Karena Anggreni yang memulai jadi dia harus berani menghadapinya. Siang itu setelah pulang sekolah, Anggreni menemui Alex di depan gerbang rumah kosong. Betapa terkejutnya Anggreni , Alex yang katanya anak skateboard dan ikut exis dalam kelompok band ini tampangnya tidak seperti yang dibayangkan Anggreni. Berkacamata, berambut ikal , tinggi sedang , dan berkulit putih inikah sosok soerang Alex sebenarnya. Alex dan Anggrenipun berbincang – bincang , dengan Amggreni yang sebentar – bentar terdiam melamunkan betapa sialnya dia. Perbincangan mereka pun berakhir dan Alex memaksa Anggreni untuk di antar pulang ke kontrakkan. Tia pun tertawamelihat Anggreni di antar seorang cowok berkacamata ,berambut ikal dengan wajah pucat. “Ha ha …..!!” Tia mengejek Anggreni yang masih terdiam dengan wajah pucat pasi itu. Setiap hari Alex menelfon Anggreni , tapi Anggreni tidak mau mengangkat telfon dari Alex. Lama kelamaan Alex pun menyadari mungkin Anggreni sudah nggak mau lagi berteman dengan nya. Masalah Anggreni dengan Tara yang diharapkan kandas malah menjadi semakin besar. Setiap hari Anggreni harus mampu dan berani menghadapi semuanya. Sesekali Anggreni menangis mengingat ia jauh dari orang tuanya dan disitu ia diperlakukan buruk. ” Oh…. Tuhan bantulah aku untuk mengatasi masalah ini !” pinta Anggreni. Terbelesit dalam benak Anggreni untuk mencari seorang cowok untuk menghilangkan gosipnya dengan Tara.


Bel istirahat sekolah berbunyi dan Anggrenipun menyiapkan topik untuk diperbincangkan dengan teman – temannya. Ketika sedang asyik ngobrol, tiba – tiba Doni datang dan mengatakan sesuatu yang mengejutkan Anggreni. Doni teman sekelas Anggreni ini adalah teman Adit si cowok dambaan hati Anggreni. “ eh …. Ada anak namanya Adit mau minta nomor Hp kamu , boleh ?” bisik Doni di sudut kelas. Dengan hati girang Anggreni menuliskan nomor Hp nya di secarik kertas dan diberikannya pada Doni dengan senyum simetris. Di rumah ia meloncat kegirangan dan menceritakan berita yang tak disangka tak diduga ini pada Tia. Dua hari sudah berlalu setelah kejadian minta nomor Hp itu. Tapi tak ada nomor asing yang masuk ke Hp Anggreni. Anggreni anak yang demen dengan olahraga ini ikut melihat dan memberi semangat pada team yang bertanding dengan Tia. Ketika Anggreni dan Tia sedang melihat pertandingan dengan tidak begitu serius , Anggreni melihat sosok cowok hitam manisnya, Adit juga melihat pertandingan itu. “ Oh …. MG , itu kan Adit.” Kata Anggreni girang. “ udah tenang – tenang .” kata Tia berusaha menenangkan sahabatnya ini. 5 hari sudah berlalu setelah Doni meminta nomor Hp Anggreni. Tirit tirit…..!!Hp Anggreni berbunyi. Dengan rasa penasaran ia membaca SMS. “ Oh ….. MG , ini pasti Adit.” Anggreni meloncat – loncat kegirangan, sampai Tia dan Dewi terbengong melihatnya. Tak salah dugaan Anggreni , cowok itu memang Adit. Setelah 5 hari mereka berhubungan lewat SMS dengan gaya yang sok akrab, akhirnya Aditpun mengajak Anggreni keluar saat hari libur. Anggrenipun dengan pemikiran yang matang mau menerima ajakan Adit. Keesokan harinya mereka berencana bertemu. Tapi memang sungguh membingungkan , ketika Adit mengajaknya keluar, Tara pun menghubungi Anggreni, dia meminta maaf dan menanyakan apakah Anggreni sudah punya cowok. Hal ini menunjukkan seolah Tara memberikan harapan baru untuk Anggreni. Tapi hati Anggreni yang begitu kuat mencintai Adit menjawab tegas pertanyaan Tara.


Ditemani hati yang penuh ketegangan dan kegirangan yang menyelimuti , Anggreni dan Adit bertemu. Adit mengajak Anggreni kesuatu tempat yang dipenuhi dengan kesejukkan. Sebelum Adit melakukan maksudnya mengajak Anggreni keluar, ia mencoba melakukan percakapan dengan Anggreni untuk mengenal sosok seorang gadis cantik ini. Sudah dua jam lamanya mereka bersama , dan tiba – tiba Adit menunjukkan kata – kata yang ia tulis di Hp nya. “ Aku suka kamu, “ kata – kata itu mengejutkan hati Anggreni. Anggreni tidak bisa membohongi dirinya untuk mengatakan kalau dia juga suka pada Adit. Hari itu menjadi hari bersejarah bagi kedua anak ini. Anggreni pulang dengan senyum mengembang. Tia yang sedang mandipun terkejut mendengar Anggreni menggedor – gedor pintu kamar mandinya.” Ayo cepat Tia, keluar !”teriak Anggreni. Dikamar Anggreni menduduk kan Tia, dan mengatakan apa saja yang terjadi hari itu pada dirinya. Bagaikan sebuah mimpi hal ini untuk seoramh Anggreni. Keesokan harinya, Anggreni berangkat ke sekolah dengan penuh semangat dan harapan untuk bertemu denga Adit. Doni malaikat pewujud impian bagi Anggreni ini pun mengetahui kalau sahabatnya Adit sudah jadian dengan Anggreni. Ia menyindir Anggreni dengan harapan membuat Anggreni tersipu malu.


Di akhir pekan, sekolah Anggreni mengadakan pameran. Anggreni dan Aditpun pergi berdua dipameran itu dengan harapan hari itu menjadi menyenangkan bagi keduanya. Tapi hal itu tak terjadi. Hari itu adalah hari paling menyebalkan yang dialami Anggreni awalnya. Adit bersikap dingin pada Anggreni seolah – olah Anggreni dan Adit hanya teman biasa. Dan hal ini tidak disukai Anggreni, mengingkari kenyataan yang dibuat mereka sendiri. “ Ceweknya nih ?” sindir seorang teman Adit.” Bukan, kita Cuma teman kok , bener.” Jawab Adit. Bagai jatuh dari gedung bertingkat Anggreni mendengar jawaban Adit. Melihat hal ini Anggrenipun mengiyakan kata – kata Adit dengan menahan rasa sakit. “ Kalau gitu boleh buat aku ya ?” tanya Andi, teman Adit. Aditpun tak bisa menjawab pertanyaan ini. Andipun mendekati Anggreni yang duduk berjauhan dari Adit. Melihat ini Adit tidak bisa menahan emosinya. Dia berteriak menyuruh Anggreni menjauhi Andi dan duduk disampingnya. “ Katac teman, kok marah sech .“ sindir Andi. Rasa sakit Anggrenipun sirna ketika melihat sikap Adit ini. Tapi rasa itu kembali lagi ketika Anggreni selalu di cuekin Adit, seakan mereka berdua tidak mengenal satu sama lain. Ketika Adit bertemu dengan teman atau Gurunya di SMP dulu. Melihat ini Anggrenipun kesal dan pergi meninggalkan Adit sendiri, dengan harapan Adit mengejarnya, tapi nyatnya Adit tidak melakukan apa – apa ketika Anggreni pergi meninggalkannya , malah Anggreni yang menyuruh Adit datang menemuinya. Anggrenipun menangis tanpa sepengetahuan Adit. Ia mencoba menahan kepedihannya di depan seorang Adit. Mereka berdua pun memutuskan untuk jalan – jalan ke tempat mereka berjanji untuk bersama. Di tempat itu mereka berdua dipersatukan kembali. Keadaan pun kembali seperti awalnya yang dimulai dengan indahnya. Di sekolah semua pun mengetahui kalau Anggreni dan Adit adalah salah satu pasangan yamh dipenuhi rasa cinta di SMA itu. Bahkan guru agama mereka berdua pun tahu.


Pagi itu pelajaran agama dan pak Badri, guru agama menasihati muridnya dan sedikit menyindir Anggreni walaupun tidak secara langsung. Anggrenipun sudah siap menghadapi semuanya karena semuanya terjadi karena keinginannya dan itu membuat hidupnya bahagia. Adit dan Anggrenipun menjalaninya dengan penuh rasa sayang diantara keduanya. Sampai suatu hari Adit mencoba mengetes ceweknya ini. Adit yang jago banget akting ini membohongi Anggreni, kalau dia akan pindah sekolah karena orang tuanya tidak suka melihat kelakuannya disini. Begitulah yang diucapkan Adit pada Anggreni lewat telfon. Anggreni yang waktu itu sendiri di rumah kontrakkannya serasa ingin pingsan mendengarkannya. Tak dapat ia menahan tangisan penuh kepedihan yang mendalam. Merekapun bertemu, sebagai hari terakhir, begitulah yang dikatakan cowok hitam manis dan jago basket itu. Anggreni yang tak ingin jauh dari Adit , tidak membiarkan Adit untuk pergi. Di depan Adit , Anggreni menahan tangisannya. Ketika Adit mengantar Anggreni pulang, ia mengatakan kalau sebenarnya ia Cuma bercanda. “ HAH ??” Anggreni terkejut lega. Seorang Anggreni yang periangpun kembali bangkit. Seperti biasa Anggreni menceritakannya pada Tia.


Hubungan mereka berjalan mulus, tapi suatu ketika ada ganjalan di jalan mereka. Akhir – akhir ini Adit kelihatan berdua dengan Riadi sekolah. Ria teman SMP nya dulu yang juga satu sekolah lagi dengan Adit ini bersikap aneh ketika bertemu dengan Anggreni. Hal ini menjadi pertanyaan yang menghantui Anggreni. Ia mencoba bertanya pada Adit tapi tak ada jawaban darinya. Akhirnya Anggreni mencari tahu sendiri ada apa sebenarnya dengan cowok pujaan hatinya. Ternyata Adit mendapat pesan dari Via, x- girl friend Adit lewat Ria. Bagi Anggreni hal ini biasa saja tapi kenapa Adit harus menyembumyikannya dari dirinya yang berstatus cewek Adit. Anggrenipun mencoba berfikir positif dengan hal ini.


Berbagai rintangan mereka hadapi, hingga suatu saat rasa mereka berdua untuk selalu bersama mengarahkan pikiran mereka. Mereka sering mengeluarkan waktu mereka berdua, tapi mereka bisa dibilang BASI oleh anak remaja sekarang. Berpegangan tangan saja mereka tidak pernah mereka lakukan. Tapi malam itu ditemani cahaya bintang. Kata BASI berubah menjadi BISA. Mereka mencoba seperti sepasang dengan lainnya. mereka berjalan beriringan sambil bergandengan, seakan – akan tak dapat terpisahkan ikatan erat itu. Tak terasa malam itu berakhir dengan cepat. Perasaan Anggreni tak dapat tertahankan, betapa senang dan bahagianya dia, ia tuangkan semuanya dalam coretan indahnya. Rasa sayang Anggreni pada Aditpun semakin mengumpul dan menyatu dalam aliran darahnya. Begitu pula yang dirasakan Adit pada Anggreni.


Waktu berjalan begitu cepatnya, Anggreni dengan Adit sudah kelas 3 dan sebentar lagi mereka akan menentukan hidup mereka masing – masing. Keinginan mereka untuk tetap bersama pun tak dapat di pungkiri. Mereka memutuskan untuk kuliah di tempat yang sama dengan harapan mereka berdua tak terpisahkan. Tapi sayangnya takdir berkata lain , Anggreni harus menuruti keinginan pamanya untuk kuliah di luar negeri. Kedua insan yang di mabuk cinta ini pun tak bisa melakukan apa – apa untuk menolak keinginan paman Anggreni. Hingga mereka memutuskan untuk melakukan satu cara untuk mereka tetap bersama, yaitu MBA ( married by accident ). Di remangnya cahaya malam, Adit dan Anggreni melakukanya. Ketika keluarganya tahu kalau Anggreni bunting , bagai dicoreng muka keluarga Anggreni oleh anak yang mereka harapkan. Keinginan Anggreni untuk bersama dengan Adit pun terwujud. Ketika semua melanjutkan cita – cita mereka. Anggreni membuka lembaran baru dan menyobek lembaran usangnya. Meskipun pernikahan Anggreni dengan Adit yang sebenarnya tidak disetujui kedua belah pihak keluarga tapi hal ini harus dilakukan. Anggreni dan Adit masih bergantung pada orang tua mereka karena usia mereka yang masih terlalu dini untuk menikah. Adit yang mempunyai bakat dalam bidang musik memanfaatkannya sebagai lapangan kerja. Adit membuka kursus musik. Anggreni dan Adit berjanji akan menyayangi anak mereka nantinya 9 bulan tak terasa Anggreni mengandung anak Adit, tiba saatnya untuk sang bayi melihat dunia. Ketika melahirkan Adit mendampingi istrinya dan memberikan dorongan pada istrinya untuk kuat. Tapi sayang Anggreni tidak cukup kuat. Ia meninggal ketika melahirkan Aren , anak mereka berdua, yang diasuh sendiri oleh Adit. Pukulan berat bagi Adit, tak disangka Anggreni begitu cepat meninggal. Adit dan anaknya Aren pun hidup berdua disebuah rumah sederhana warisan ayahnya. Tak terfikir oleh Adit untuk mencari pengganti Anggreni yang sudah begitu menyatu dalam dirinya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar