Kamis, 29 Juli 2010

Transportasi Ramah Lingkungan yang Terpinggirkan






















Siapa yang tidak mengenal becak?.... Sebagai transportasi becak sebenarnya merupakan sarana transportasi yang ramah lingkungan. Berapapun populasinya rasa tidak akan berpengaruh terhadap kondisi udara suatu kota atau daerah. Sayangnya becak yang menggunakan tenaga manusia (dikayuh) kondisinya saat ini sudah tidak populer dan ditinggalkan. Bahkan kota-kota seperti Jakarta, sejak lama melarang becak beroperasi. Seiring pengembangan kota, permasalahan keindahan, lalu lintas, ketertiban, dan selalu kedisiplinan lalulintas kota yang sering dikaitkan dengan keberadaan becak.


Di Kota Gresik meski kondisinya sama-sama tidak populer becak masih banyak ditemui disudut-sudut kota, sebagai angkutan umum. Becak di Gresik terutama di Kecamatan Dukun harus berhadapan langsung dengan tukang ojek dan angkot yang bertarif lebih murah. Belum lagi termasuk jarak tempuh dan efektifitas waktu. Namun menurut beberapa pengemudi becak, mereka sebenarnya masih memiliki “pengemar” tersendiri. Kondisi seperti ini yang masih membuat mereka bertahan.


Profile


Ahmadun (64) adalah salah satu dari pengemudi becak dukun yang masih bertahan, warga sidomukti ini sudah 16 tahun lebih mengioperasikan becak di Dukun menurut ia bahwa kondisi saat ini sangat jauh dengan saat ia pertama ia mengayuh becak, menurut ia sekarang ini banyak orang yang tidak menggunakan becak sebagai sarana transportasi,. Bisa dikatakan dulu penumpang yang mencari becak, kalau sekarang becak yang mencari penumpang. Hal ini yang yang betul-betul dirasakan tukang becak baik di kota maupun di desa terutama di Dukun . hal yang menjadi faktor pertama dikarenakan sudah banya orang yang memiliki kendaraan sendiri.. dari sini yang harus menjadi renungan bagi kita terutama aparat pemerintah kota untuk memikirkan nasib tukang becak yang mulai terpinggirkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar