Selasa, 27 Juli 2010

Aku di Sudut Surau

Oleh. Abdul Wadud Nashruddin

Aku tak pernah pandai belajar dari coba
Binasa digerus pilu terluka dihajar masa
Mengais di sisa-sisa kehilangan demi kehilangan
Meringkuk bersimbah air mata dalam kehampaan
Terjatuh bukan sekali ini
Seperti yang terlupa aku remuk berkali-kali

Aku terlalu sombong untuk berdoa
Ada yang hilang dari hati yang makin senja
Berkalung dosa sebanyak nafas hampiri dada
Bertahta pedih segunung kata tanpa menyesalinya
Dan kini aku bersimpuh di sudut sepi
Di pelataran surauku sendiri

Belenggulah aku dengan kasihMu
Terimalah harapan yang mungkin tak terucap dari bibirku yang beku
Sebab kebaikan adalah milikMu dan segala keburukan adalah aku
Sebab pengertian adalah kuasaMu dan keputus-asaan adalah aku
Dan kini aku tertegun di sudut sepi
Di pelataran surauku sendiri

Cintaku bukan cinta yang layak dibilang kaya ternyata
Ilmuku bukan ilmu yang layak dinilai berharga ternyata
Angkuhku bukan kepemimpinan yang dihargai semesta
Syairku tak kan seindah firmanMu hai Sang Penguasa
Dan kini aku kalah di sudut sepi
Di pelataran tangisanku sendiri

Biar kusapu bersih pelataran sepi dengan doa kecilku
Yang tak mampu terjemahkan segala pinta yang kumau
Kau yang menjadi cermin di mana mataku selalu buta
Dan aku ternyata bukan siapa-siapa
Di sudut surauku sendiri
Di sudut harapanku sendiri
Ku ingin Kau menyapaku dan memelukku
Dan yakinkan aku masih hambaMu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar